Laman

Selasa, 14 April 2015

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KUALITATIF ( PTK )



PROPOSAL SKRIPSI
 Implementasi Metode Sosio Drama Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas XI Madrasah Aliah Nurul Falah Bojong Pandan Tahun Pelajaran 2012/2013
Oleh:
Ilham
NPM. 0912 933

I.     Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suetu proses yang selalu ada dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran terkadang guru merasa kesulitan dalam penyampaian materi pembelajaran  sehingga materi yang di sampaikan tidak efektif dan efisien. Salah satu indikator kesuksesan guru dalam mengajar adalah sejauh mana siswa faham tenyang materi yang si sampaikan. Hal ini tentu tidak bisa di biarkan begitu , saya sebagai orang akademik  dan sekaligus tenaga pengajar merasa sangat miris sekali ketika hal ini terjadi di sebuah sekolah.
Dalam hal ini maka saya terketuk untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas ( class action research ) dalam upaya mengimprovisasi tingkat pemahaman siswa ketika belajar. Salah satu metode yang akan peneliti gunakan nanti adalah metode sosio drama. Kenapa ? Karena metode ini di anggap paling relevan dalam paroses pembelajaran mata peelajaran sejarah kebudayaan islam.
Sesuai dengan pengertianya

            Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode sosio drama merupakan salah satu metode atau cara pembelajaran yang sangat menyenangkan dan lebih tepat dalam proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa bisa  lebih faham dan lebih berkreatif dalam prosesnya. Dalam hal ini penulis terdorong untuk merngkaji permasalahan ini dalam penelitian Study Penelitian Tindakan Kelas yaitu:

II.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang berhubungan dengan penggunaan metode pembelajaran yang konvensional yaitu:
1.      Siswa tidak memberikan respon terhadap pembelajaran sejarah kebudayaan islam
2.      Siswa tidak mengerjakan soal secara berkelompok.
3.      Siswa tidak aktif dalam proses pebelajaran.
4.      Siswa tidak memahami pelajaransejaraj kebudayaan islam.
5.      Penggunaan metode pembelajaran ceramah yang  masih dominan

III.             Pembatasan Masalah
Adapun setelah melihat identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi Masalah sebagai berikut :
1.      Metode  pembelajaran sosio drama pada pelajaran sejarah kebudayaan islam di kelas 2 Madrasah Aliah Nurul falah  Bojong Pandan.
2.      Peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam

IV.         Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan  masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sbb:
1.      Faktor apa saja yg dapat  mempengaruhi dalam Proses pembelajaran sejarah kebudayaan islam ?
2.      Bagaimana mengatasi kurang nya respon siswa dalam Proses Pembelajaran tersebut ?
3.      Bagaimana cara mengatasi kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam ?
4.      Metode apa yang relevan dan efektif di gunakan dalam belajar sejarah kebudayaan islam

V.  Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran
2.      Untuk mengetahui cara mengatasi kurangnya respon siswa dalam kegiatan belajar mengajar
3.      Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam.
4.      Untuk mengetahui metode metode pembelajaran apa yang relevan dan efektif pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam.

Adapun penelitian ini diharapkan memeberikan manfaat sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoritis
a.       Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ( kontribusi ) bagi khasanah ilmu pengetahuan baiak ilmu agama maupun tarbiyah.
b.      Sebagai bahan pijakan penelitian selanjutnya yang sejenis





2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Siswa
Siswa hendaknya lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas dan berusaha mengembangkan sendiri pengetahuan terhadap suatu materi pembelajaran dan dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar proses pembelajaran terasa menyenangkan dan tidak membosankan.
b.      Bagi guru
Guru harus bisa menggunakan media maupun alat peraga yang sesuai dan tepat untuk memepermudah dalam menyampaikan materi.
c.       Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah hendaknya slalu mengawasi dalam situasi pembelajaran di kelas agar dapat mengetahui masalah-masalah yang timbul seama proses pembelajarn berlangsung, serta berusaha untuk mencari solusi dalam memecahkan permasalahan yang di hadapi.
d.      Bagi penelitian lain
Agar ada penelitian yang lebih lanjut mengenai penggunaan metode diskusi dalam meningkatkan pembelajaran di kelas bagi siswa.




VI.             Kerangka Pemikiran
Sosidrama adalah salah satu metode mengajar dengan bermain peranan (role playing). Sudjana (2002: 84), surakhmad (2009) dan syaifullah (2008) sepakat mengatakan bahwa dalam metode, sosiodrama dan bermain peranan (role playing) merupakan dua istilah kembar yang dalam pemakaiannyapun sering disilih gantikan.
Namun pada prinsipnya, keduanya merupakan metode yang berbeda. Hal ini terlihat dari pendapat Ahmadi (2005:65) yang mendefinisikan metode sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam pengertian yang berbeda. “Metode sosiodrama adalah metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial, sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan dimana para murid diikutsertakan dalam permainan peranan di dalam mendemonstrasikan masalah-masalah sosial”.
Winarno (dalam pakguruonline) juga menjelaskan definisi keduanya dengan lebih rinci lagi yaitu sosidrama berasal dari dua kata yaitu “sosio” yang berarti sosial dan “drama” yang berarti suatu kejadian atau peristiwa dalam kehidupan manusia yang mengandung konflik, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih, sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, sebagai contoh berperan sebagai Lurah, Penjudi, Presiden dan sebagainya. Namun dari hal tersebut, ia menggabungkan kedua istilah itu dalam satu pengertian yang sama yaitu “Metode Sosiodrama” yang artinya suatu metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dalam hal ini, Winarno menjelaskan bahwa masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa di bawah pimpinan guru untuk mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antar sesama manusia. Dan cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama adalah dengan mengalami sendiri sosiodrama tersebut dan mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama serta langkah-langkah guru pada saat memimpin sosiodrama.
Syaifullah (2008) juga mendiskripsikan pengertian metode sosiodrama dan bermain peranan seirama dengan pendapat Ahmadi, hanya saja pada bermain peranan ia mengungkapkan bahwa titik tekannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata  dihadapi. Dan dari pendapat Syaifullah tersebut dapat dipahami maksud dan pengertian yang sama dengan yang telah diungkapkan Ahmadi di atas, hanya berbeda penyampaian konteks kata-katanya saja.
Berdasarkan dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sosiodrama dam bermain peranan (role playing) merupakan dua istilah yang berbeda dalam metode, meskipun keduanya mengandung pengertian yang sama yaitu mendramatisasikan masalah-masalah sosial.  Hanya saja keduanya memiliki titik tekan yang berbeda-beda. Sosidrama berada pada titik tekan pendemonstasian sikap atau tingkah laku yang sesuai dengan sikap atau tingkah laku masyarakat dalam hubungan sosial. Sedangkan bermain perana (role playing) dengan menekankan pada karakter pelaku sebenarnya. Misalnya siswa memerankan tokoh wanita yang solekhah yang selalu berbuat baik pada orang lain, maka dalam pembelajaran itu siswa dilibatkan untuk mendemonstrasikan karakter tersebut yang sesuai dengan realitas sosial.
Untuk mempermudah pemahaman, disajikan beberapa definisi dari sosiodrama diantaranya diungkapakan oleh Paulus Lie (2008) bahwa “sosiodrama adalah penyajian cerita yang didramakan”. Sedangkan Aris (2008) menjelaskan sosiodrama sebagai suatu proses pembelajaran dalam bentuk permainan yang disesuaikan dalam dunia anak seusianya yaitu pemaparan dan pemetaan pikiran anak (mind map drawing).
Selanjutnya, Sudjana (2002 : 94) mendeskripsikan sosiodrama sebagai sandiwara tanpa skrip (naskah) tanpa latihan terlebih dahulu sehingga dilakukan secara spontan masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi sosial.

VII.          Prosedur penelitian
7.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di lakukan  Di Madrasah Aliah Nurul Falah Bojong
Pandan. Denagn alasan :
1.      Rumah tinggal peneliti dekat dengan lokasi penelitian sehingga lebih mudah dalam proses penelitian
2.      Peneliti merupakan alumni sekolah dimana penelitian itu di lakukan
3.      Sekolah tersebut pernah menjadi tempat PPLK peneliti selama 40 hari
4.      Peneliti menemukan beberapa masalah dalam proses pembelajaran di sekolah tersebut

Secara garis besar terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1.      Tahap persiapan
Tahapan ini meliputi pengajuan judul dan pembuatan proposal.
2.      Tahap Penelitian
Tahapan ini adalah semua kegiatan yang berlangsung di lapangan yakni pengambilan data
3.      Tahap Penyelesaian
Tahapan ini adalah tahapan akhir yaitu kegiatan analisis data dari penyususnan laporan, tahapan ini dilaksanakan setelah tahap penelitian.
VII.2.    Metode Penelitian
Metode merupakan Cara yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan pengumpulan data. ( Suharsimi Arikunto, 2007:100) Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan Kelas (PTK) sering disebut dengan Classroom Action Research (CAR).
Menurut Kunandar ( 2012: 45) Penelitian Tindakan Kelas atau PTK adalah Penelitian Tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Metode analisa datanya menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi (2010:58) PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu prkatik pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas adalah studi sistematis dari upaya meningkatkan praktik pendidikan oleh kelompok partisipasi dengan cara tindakan praktis mereka sendiri dengan cara refleksi mereka sendiri terhadap pengaruh tindakan tersebut.
VII.3.    Siklus Penelitian
Siklus I
Siklus pertama meliputi:
1.    Rencana
Yaitu menyiapkan hal-hal yang berkaitan dalam pelaksanaan pembelajaran baik dalam menyiapkan kelas, menyiapkan RPP, menyiapkan media, lembar kerja siswa, maupun instrument penelitian.
2.    Tindakan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti daan kegiatan penutup.
3.    Pengamatan
Dalam hal ini yang diamati adalah peran aktif siswa, kepercayaan diri siswa, dan Respon siswa dalam belajar.

4.    Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana pelaksanaan tindakan pada siklus pertama berlangsung dengan efektif
Siklus II
Siklus II ini sebagai perbaikan atas kekurangan yang terjadi pada siklus I, dan begitupun dengan siklus III sehingga dicapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
VII.4.             Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek baik manusia atau gejala-gejala nilai tes benda atau peristiwa yang akan diteliti. (Surakmad Winarno 1987:84)
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI Madrasah Aliah Nurul Falah Bojong Pandan
2.      Sampel
Sampel adalah sebagian populasi, atau proses penarikan sebuah subjek atau gejala yang ada pada populasi. Menurut Arikunto, bila jumlah populasi lebih dari 100 orang maka sampelnya dapat diambil 10-15% hngga 20-25% atau lebih, bila populasinya kurang dari 100 orang maka sampel diambil dari seluruh populasi yang ada.

VII.5.             Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang diteliti, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
1.      Observasi
Menurut Anas Sudijono bahwa observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, baik dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun kelokasi penelitian, Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan siswa dalam menangkap inti pembelajaran yang telah dijelaskan oleh guru melalui metode sosiodrama.
2.      Wawancara
Menurut Anas Sudijono wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa .hal yang ditanyakan adalah sekitar masalah – masalah yang ada dalam penelitian.
3.      Tinjauan pustaka
Menurut Toha Anggoro bahwa tinjauan Pustaka adalah kegiatan kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian yang membuat teori-teori yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. tinjauan Pustakamerupakan metode yang penulis gunakan untuk memeperkuat  keberadaan dengan cara menggunakan buku atau sumber lainnya.
4.      Tes
Istilah tes berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu “testum” yang berarti piring
untuk menyisihkan logam mulia. Dalam bahasa Indonesia tes diterjemahkan
sebagai ujian atau percobaan. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
Daring, tes berarti ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui
pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang.Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk tanya jawab agar dapat mengasah kemampuan siwa dalam merespon plajaran.

VII.6.             Data/ Sumber  Data
Data merupakan kumpulan informasi yang di peroleh dari hasil suatu pengamatan, dapat berupa angka , lambang atau sifat, kemudian yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah kelas  XI Madrasah Aliah Nurul Falah Bojong Pandan Tahun pelajaran 2012/2013.  

VII.7.             Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrument sebagai berikut :
1.      Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan aturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan hasil belajar.
2.      RPP
Yaitu perangkat pembelajaran yang di buat oleh guru sebagai pedoman dalam proses KBM.  RPP tersebut berisi standar kompetensi, kompetensi dasar,indicator, tujuan pembelajaran dan evaluasi.
3.      Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan ini digunakan oleh siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4.      Lembar observasi kegiatan belajar mengajar
1.      Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran sosio drama untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
2.      Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas guru selam proses pembelajaan


VII.8.             Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori  dan satuan uraian dasar. (dalam lexy j, Moleong 2002:103) kemudian dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data yang bersifat deskriptif kualitatif.  Yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap pelajaran. Teknik analisa data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis, berurutan dan di dapatkan dari hasil angket, observasi,   wawancara dan catatan-catatan yang di tulis selama penelitian, dan analisis data dalam penelitian kualitatif ini di lakukan sebelum penelitian berlangsung. (Sugiyono,2008,89).





                                                                                                                               

2 komentar:

  1. thanks a lot atas kebaikannya ini,

    BalasHapus
  2. Coin Casino | €500 Welcome Bonus | Free Spins | Games
    You can use 메리트카지노 the Coin Casino bonus code kadangpintar “BONUSSEEKER” and the welcome bonus of €500 when you register at the casino. 인카지노 This offer is not available now.

    BalasHapus