PROPOSAL SKRIPSI
Implementasi
Metode Sosio Drama Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas
XI Madrasah Aliah Nurul Falah Bojong Pandan Tahun Pelajaran 2012/2013
Oleh:
Ilham
NPM. 0912
933
I.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
merupakan suetu proses yang selalu ada dalam pendidikan. Dalam proses
pembelajaran terkadang guru merasa kesulitan dalam penyampaian materi
pembelajaran sehingga materi yang di
sampaikan tidak efektif dan efisien. Salah satu indikator kesuksesan guru dalam
mengajar adalah sejauh mana siswa faham tenyang materi yang si sampaikan. Hal
ini tentu tidak bisa di biarkan begitu , saya sebagai orang akademik dan sekaligus tenaga pengajar merasa sangat
miris sekali ketika hal ini terjadi di sebuah sekolah.
Dalam hal
ini maka saya terketuk untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas ( class
action research ) dalam upaya mengimprovisasi tingkat pemahaman siswa ketika
belajar. Salah satu metode yang akan peneliti gunakan nanti adalah metode sosio
drama. Kenapa ? Karena metode ini di anggap paling relevan dalam paroses
pembelajaran mata peelajaran sejarah kebudayaan islam.
Sesuai dengan pengertianya
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode sosio drama merupakan salah satu
metode atau cara pembelajaran yang sangat menyenangkan dan lebih tepat dalam
proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa bisa lebih faham dan lebih berkreatif dalam
prosesnya. Dalam hal ini penulis terdorong untuk merngkaji permasalahan ini
dalam penelitian Study Penelitian Tindakan Kelas yaitu:
“ IMPLEMENTASI
METODE SOSIO DRAMA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM DI MADRASAH ALIAH NURUL FALAH BOJONG PANDAN” (Study Penelitian Tindakan Kelas Di MA Nurul
Falah Bojong Pandan Tahun Pelajaran 2012/2013)
II. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang
berhubungan dengan penggunaan metode pembelajaran yang konvensional yaitu:
1. Siswa tidak memberikan respon terhadap
pembelajaran sejarah kebudayaan islam
2. Siswa tidak mengerjakan soal secara berkelompok.
3. Siswa tidak aktif dalam proses pebelajaran.
4. Siswa tidak memahami pelajaransejaraj kebudayaan
islam.
5. Penggunaan metode pembelajaran ceramah yang masih dominan
III.
Pembatasan Masalah
Adapun setelah melihat
identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi Masalah sebagai berikut :
1. Metode
pembelajaran sosio drama pada pelajaran sejarah kebudayaan islam di kelas
2 Madrasah Aliah Nurul falah Bojong
Pandan.
2. Peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran
sejarah kebudayaan islam
IV.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
pembatasan masalah diatas, maka peneliti
merumuskan masalah sbb:
1.
Faktor apa
saja yg dapat mempengaruhi dalam Proses
pembelajaran sejarah kebudayaan islam ?
2.
Bagaimana
mengatasi kurang nya respon siswa dalam Proses Pembelajaran tersebut ?
3.
Bagaimana
cara mengatasi kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan
islam ?
4.
Metode apa
yang relevan dan efektif di gunakan dalam belajar sejarah kebudayaan islam
V. Tujuan
dan Manfaat
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran
2.
Untuk
mengetahui cara mengatasi kurangnya respon siswa dalam kegiatan belajar
mengajar
3.
Untuk
meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran
sejarah kebudayaan islam.
4.
Untuk
mengetahui metode metode pembelajaran apa yang relevan dan efektif pada mata
pelajaran sejarah kebudayaan islam.
Adapun penelitian ini
diharapkan memeberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan ( kontribusi ) bagi khasanah ilmu pengetahuan baiak ilmu agama maupun
tarbiyah.
b. Sebagai bahan pijakan penelitian selanjutnya yang
sejenis
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa hendaknya lebih aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran di kelas dan berusaha mengembangkan sendiri pengetahuan
terhadap suatu materi pembelajaran dan dapat menjalin hubungan baik dengan guru
agar proses pembelajaran terasa menyenangkan dan tidak membosankan.
b. Bagi guru
Guru harus bisa menggunakan media maupun alat
peraga yang sesuai dan tepat untuk memepermudah dalam menyampaikan materi.
c. Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah hendaknya slalu mengawasi dalam
situasi pembelajaran di kelas agar dapat mengetahui masalah-masalah yang timbul
seama proses pembelajarn berlangsung, serta berusaha untuk mencari solusi dalam
memecahkan permasalahan yang di hadapi.
d. Bagi penelitian lain
Agar ada penelitian yang lebih lanjut mengenai
penggunaan metode diskusi dalam meningkatkan pembelajaran di kelas bagi siswa.
VI.
Kerangka Pemikiran
Sosidrama
adalah salah satu metode mengajar dengan bermain peranan (role playing). Sudjana (2002: 84), surakhmad (2009) dan syaifullah
(2008) sepakat mengatakan bahwa dalam metode, sosiodrama dan bermain peranan (role playing) merupakan dua istilah
kembar yang dalam pemakaiannyapun sering disilih gantikan.
Namun
pada prinsipnya, keduanya merupakan metode yang berbeda. Hal ini terlihat dari
pendapat Ahmadi (2005:65) yang mendefinisikan metode sosiodrama dan bermain
peranan (role playing) dalam
pengertian yang berbeda. “Metode sosiodrama adalah metode mengajar dengan
mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial, sedangkan bermain
peranan menekankan kenyataan dimana para murid diikutsertakan dalam permainan
peranan di dalam mendemonstrasikan masalah-masalah sosial”.
Winarno
(dalam pakguruonline) juga menjelaskan definisi keduanya dengan lebih rinci lagi
yaitu sosidrama berasal dari dua kata yaitu “sosio” yang berarti sosial dan
“drama” yang berarti suatu kejadian atau peristiwa dalam kehidupan manusia yang
mengandung konflik, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau
lebih, sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang
dimainkannya, sebagai contoh berperan sebagai Lurah, Penjudi, Presiden dan
sebagainya. Namun dari hal tersebut, ia menggabungkan kedua istilah itu dalam
satu pengertian yang sama yaitu “Metode Sosiodrama” yang artinya suatu metode
mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah
hubungan sosial untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dalam hal ini,
Winarno menjelaskan bahwa masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh
siswa di bawah pimpinan guru untuk mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam
hubungan antar sesama manusia. Dan cara yang paling baik untuk memahami nilai
sosiodrama adalah dengan mengalami sendiri sosiodrama tersebut dan mengikuti
penuturan terjadinya sosiodrama serta langkah-langkah guru pada saat memimpin
sosiodrama.
Syaifullah
(2008) juga mendiskripsikan pengertian metode sosiodrama dan bermain peranan
seirama dengan pendapat Ahmadi, hanya saja pada bermain peranan ia
mengungkapkan bahwa titik tekannya terletak pada keterlibatan emosional dan
pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata
dihadapi. Dan dari pendapat Syaifullah tersebut dapat dipahami maksud dan
pengertian yang sama dengan yang telah diungkapkan Ahmadi di atas, hanya
berbeda penyampaian konteks kata-katanya saja.
Berdasarkan
dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sosiodrama dam bermain
peranan (role playing) merupakan dua
istilah yang berbeda dalam metode, meskipun keduanya mengandung pengertian yang
sama yaitu mendramatisasikan masalah-masalah sosial. Hanya saja keduanya
memiliki titik tekan yang berbeda-beda. Sosidrama berada pada titik tekan
pendemonstasian sikap atau tingkah laku yang sesuai dengan sikap atau tingkah
laku masyarakat dalam hubungan sosial. Sedangkan bermain perana (role playing) dengan menekankan pada
karakter pelaku sebenarnya. Misalnya siswa memerankan tokoh wanita yang
solekhah yang selalu berbuat baik pada orang lain, maka dalam pembelajaran itu
siswa dilibatkan untuk mendemonstrasikan karakter tersebut yang sesuai dengan
realitas sosial.
Untuk
mempermudah pemahaman, disajikan beberapa definisi dari sosiodrama diantaranya
diungkapakan oleh Paulus Lie (2008) bahwa “sosiodrama adalah penyajian cerita
yang didramakan”. Sedangkan Aris (2008) menjelaskan sosiodrama sebagai suatu
proses pembelajaran dalam bentuk permainan yang disesuaikan dalam dunia anak
seusianya yaitu pemaparan dan pemetaan pikiran anak (mind map drawing).
Selanjutnya,
Sudjana (2002 : 94) mendeskripsikan sosiodrama sebagai sandiwara tanpa skrip
(naskah) tanpa latihan terlebih dahulu sehingga dilakukan secara spontan
masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi sosial.
VII.
Prosedur penelitian
7.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di
lakukan Di Madrasah Aliah Nurul Falah
Bojong
Pandan. Denagn alasan :
1. Rumah tinggal peneliti dekat dengan lokasi
penelitian sehingga lebih mudah dalam proses penelitian
2. Peneliti merupakan alumni sekolah dimana
penelitian itu di lakukan
3. Sekolah tersebut pernah menjadi tempat PPLK
peneliti selama 40 hari
4. Peneliti menemukan beberapa masalah dalam proses
pembelajaran di sekolah tersebut
Secara
garis besar terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan
Tahapan ini meliputi
pengajuan judul dan pembuatan proposal.
2. Tahap Penelitian
Tahapan ini adalah
semua kegiatan yang berlangsung di lapangan yakni pengambilan data
3. Tahap Penyelesaian
Tahapan ini adalah
tahapan akhir yaitu kegiatan analisis data dari penyususnan laporan, tahapan
ini dilaksanakan setelah tahap penelitian.
VII.2.
Metode Penelitian
Metode merupakan Cara yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan
pengumpulan data. ( Suharsimi Arikunto, 2007:100) Dalam penelitian ini metode
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan Kelas
(PTK) sering disebut dengan Classroom
Action Research (CAR).
Menurut Kunandar ( 2012: 45) Penelitian Tindakan Kelas atau PTK adalah
Penelitian Tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelas. Metode analisa datanya menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi (2010:58) PTK adalah suatu penelitian
yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu prkatik
pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas adalah studi sistematis
dari upaya meningkatkan praktik pendidikan oleh kelompok partisipasi dengan
cara tindakan praktis mereka sendiri dengan cara refleksi mereka sendiri
terhadap pengaruh tindakan tersebut.
VII.3.
Siklus Penelitian
Siklus I
Siklus pertama meliputi:
1.
Rencana
Yaitu menyiapkan hal-hal yang berkaitan dalam pelaksanaan pembelajaran
baik dalam menyiapkan kelas, menyiapkan RPP, menyiapkan media, lembar kerja
siswa, maupun instrument penelitian.
2.
Tindakan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pembelajaran
yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti daan kegiatan penutup.
3.
Pengamatan
Dalam hal ini yang diamati adalah peran aktif siswa, kepercayaan diri
siswa, dan Respon siswa dalam belajar.
4.
Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana pelaksanaan
tindakan pada siklus pertama berlangsung dengan efektif
Siklus II
Siklus II ini sebagai perbaikan atas kekurangan yang terjadi pada siklus
I, dan begitupun dengan siklus III sehingga dicapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
VII.4.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi
adalah sekelompok subjek baik manusia atau gejala-gejala nilai tes benda atau
peristiwa yang akan diteliti. (Surakmad Winarno 1987:84)
Dalam
penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI Madrasah
Aliah Nurul Falah Bojong Pandan
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi, atau proses penarikan sebuah subjek
atau gejala yang ada pada populasi. Menurut Arikunto, bila jumlah populasi
lebih dari 100 orang maka sampelnya dapat diambil 10-15% hngga 20-25% atau
lebih, bila populasinya kurang dari 100 orang maka sampel diambil dari seluruh
populasi yang ada.
VII.5.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh data yang relevan dengan masalah yang diteliti, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut.
1.
Observasi
Menurut Anas Sudijono
bahwa observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
objek yang diteliti, baik dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung
terjun kelokasi penelitian, Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data
kemampuan siswa dalam menangkap inti pembelajaran yang telah dijelaskan oleh guru melalui metode
sosiodrama.
2.
Wawancara
Menurut
Anas Sudijono wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, Wawancara
awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara
dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa .hal yang ditanyakan adalah sekitar masalah – masalah yang ada dalam
penelitian.
3.
Tinjauan
pustaka
Menurut
Toha Anggoro bahwa tinjauan Pustaka adalah kegiatan kegiatan yang meliputi
mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian yang membuat
teori-teori yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. tinjauan
Pustakamerupakan metode yang penulis gunakan untuk memeperkuat keberadaan dengan cara menggunakan buku atau
sumber lainnya.
4.
Tes
Istilah
tes berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu “testum” yang berarti piring
untuk menyisihkan logam
mulia. Dalam bahasa Indonesia tes diterjemahkan
sebagai ujian atau
percobaan. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
Daring, tes berarti
ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui
pengetahuan,
kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang.Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini
dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian
tindakan. Test tersebut berbentuk tanya jawab agar dapat mengasah kemampuan
siwa dalam merespon plajaran.
VII.6.
Data/ Sumber
Data
Data
merupakan kumpulan informasi yang di peroleh dari hasil suatu pengamatan, dapat
berupa angka , lambang atau sifat, kemudian yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah kelas XI Madrasah
Aliah Nurul Falah Bojong Pandan Tahun pelajaran 2012/2013.
VII.7.
Instrumen Penelitian
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan instrument sebagai berikut :
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan aturan tentang
kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan hasil belajar.
2. RPP
Yaitu perangkat pembelajaran yang di buat oleh
guru sebagai pedoman dalam proses KBM.
RPP tersebut berisi standar kompetensi, kompetensi dasar,indicator,
tujuan pembelajaran dan evaluasi.
3. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan ini digunakan oleh siswa untuk
membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar observasi kegiatan belajar mengajar
1. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran
sosio drama untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
2. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk
mengamati aktivitas guru selam proses pembelajaan
VII.8.
Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. (dalam lexy j,
Moleong 2002:103) kemudian dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis
data yang bersifat deskriptif kualitatif. Yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap pelajaran. Teknik
analisa data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis,
berurutan dan di dapatkan dari hasil angket, observasi, wawancara dan catatan-catatan yang di tulis
selama penelitian, dan analisis data dalam penelitian kualitatif ini di lakukan
sebelum penelitian berlangsung. (Sugiyono,2008,89).
thanks a lot atas kebaikannya ini,
BalasHapusCoin Casino | €500 Welcome Bonus | Free Spins | Games
BalasHapusYou can use 메리트카지노 the Coin Casino bonus code kadangpintar “BONUSSEEKER” and the welcome bonus of €500 when you register at the casino. 인카지노 This offer is not available now.